Tahukah anda bahwa, menurut legenda, kopi ditemukan di Ethiopia?
Alkisah seorang penggembala menemukan kambing-kambingnya tengah menari di bawah sinar rembulan. Ada apa ini? Selidik punya selidik, ternyata kambing-kambing itu telah memakan buah kecil berwarna merah di semak-semak. Si penggembala ikut mengecapnya, lalu dia ikut menari bersama kambing-kambing gembalaan.
Siapakah si penggembala ini? Ya, seperti yang anda telah sangka, namanya: Kaldi.
Para imam mesjid kemudian mendengar tentang hal ini, dan ikut-ikutan menggunakan buah ini untuk kesegaran dan semangat. Tujuannya: tetap tejaga untuk mengaji dan shalat malam. Mereka juga yang memodifikasi cara konsumsinya hingga biji kopi akhirnya dibuat bubuk dan dilarutkan dengan air.
Mata rantai penyebaran kopi kemudian bersambung ketika para imam mesjid Ethiopia membawa serta kopi ketika mereka naik haji. Tahu sendiri, ibadah haji adalah tempat berkumpul muslim dari seluruh penjuru bumi. Mulai dari sini, kopi baru dapat masuk dan dikenal di eropa.
Mulanya, keberadaan kopi ditentang masyarakat eropa. Kemampuannya yang dapat membuat mata terjaga sepanjang malam membuat kopi dianggap minuman setan. Apalagi ada kekhawatiran kalau kopi dapat menggeser wine yang dipakai dalam tradisi gereja. Tak berapa lama, Paus mencicipi kopi, lalu membaptisnya hingga kopi kemudian menjadi halal di eropa.
0 komentar:
Posting Komentar