Minggu, 13 Maret 2011

Bisakah Indonesia Bebas Korupsi ?

Korupsi di Indonesia sudah sangat dahsyat. Kabar terakhir ialah kaburnya Gayus Tambunan dari Rutan Mako Brimob Kelapa Dua Depok. Ini adalah rutan dengan tingkat kewaspadaan tinggi, sebab selama ini dipakai untuk menahan pemuda-pemuda yang didakwa sebagai teroris. Tetapi dengan “seni diplomasi” Gayus bisa lolos, bahkan sampai jalan-jalan ke Nusa Dua Bali, nonton turnamen tennis.

Ya begitulah Indonesia… Wabah korupsi berkembang dimana-mana; sejak urusan parkir mobil di pinggir jalan, sampai urusan kontrak karya pertambangan, sampai urusan pemilu/pilpres/pilkada penuh korupsi. Bisa jadi negara ini memang selama ini EKSIS di atas “Sistem Korupsi”. Masya Allah.

Kalau disebut istilah korupsi, jangan bayangkan seorang pejabat terima dana Rp. 10 juta,- untuk keperluan rakyat. Lalu oleh pejabat itu uang Rp. 1 juta dia ambil untuk diri sendiri, sementara yang Rp. 9 juta diserahkan untuk rakyat. Model seperti ini adalah korupsi klasik, korupsi yang sangat elementer. Ilmu perkorupsian di Indonesia sudah sangat luar biasa, sangat canggih, dengan modus yang hebat. Bahkan bisa mengelabui ketentuan-ketentuan hukum yang ada.

Bangsa Kita Dijebak dalam Sistem Korupsi yang Sangat Dalam.

Contoh, lihat kasus IPO Krakatau Steel! Menurut aparat birokrasi, IPO tersebut sudah “sesuai aturan yang berlaku”. Tetapi ya itu tadi, aturan sudah dimanipulasi sedemikian rupa, sehingga tetap saja praktik korupsi yang merugikan negara dan rakyat tetap terjadi. Malah kalau melihat bagaimana dunia peradilan, masya Allah korupsinya juga ampun-ampunan deh. Pejabat MA, pejabat Kejaksaan Agung, pejabat Kepolisian, tidak sedikit yang tersangkut kasus hukum. Di antara mereka ada yang sudah dijebloskan ke penjara.

Kalau digambarkan, kondisi Indonesia itu seperti: Perlombaan berebut fasilitas negara dan harta rakyat, demi memperkaya diri dan keluarga, dengan segala macam modus, baik legal maupun ilegal. Perlombaan ini diikuti oleh pejabat negara, aparat hukum, anggota dewan, politisi, media massa, pakar/pengamat, akademisi, kaum pendidik, bisnisman, konglomerat, dll. sampai orang-orang kecil di jalan-jalan, di pasar-pasar, di terminal, dll. …pantes ya kalau Indonesia sering dilanda benacana. Ya bagaimana tidak? Wong negara ini seperti NEGARA KORUP BERJAMAAH.

Lalu pertanyaannya: “Bisakah bangsa kita bebas korupsi? Bisakah korupsi dihapus di negeri ini? Bisakah korupsi dihancurkan sampai ke akar-akarnya? Bisakah Indonesia sejahtera, tanpa korupsi?”

Sejujurnya, saya mengatakan: “Bangsa ini tidak mungkin bisa bebas korupsi. Bangsa ini sangat sulit untuk keluar dari belitan korupsi. Bangsa ini susah untuk bersih dari korupsi. Bangsa ini benar-benar malang, karena tertimpa BENCANA KEMANUSIAAN yang bernama korupsi berjamaah ini. Sungguh sulit bagi bangsa Indonesia untuk bebas korupsi.”

Lho, kok bisa begitu? Bukankah itu pesimisme, keputus-asaan? Bukankah itu mencerminkan jiwa kita mulai kalah, semangat kita mulai runtuh? Bukankah tidak boleh kita bersikap menyerah seperti itu?

Bukan, bukan, bukan begitu…Saudaraku. Ini bukan putus-asa. Tetapi mencoba realistik dengan keadaan yang ada. Anda perlu tahu PENYEBAB HAKIKI dari fenomena korupsi ini. Penyebabnya bukan: Aparat kurang gaji, bukan mental masyarakat kita sudah rusak, aturan tidak tegas, dan lain-lain. Bukan itu.

Lalu apa dong?

Penyebab utama bangsa kita terjebak dalam kanker korupsi yang sangat susah disembuhkan, adalah: KARENA KORUPSI INI MEMANG SENGAJA DICIPTAKAN. BANGSA KITA MEMANG DI-SETTING AGAR TERJEBAK DALAM KORUPSI YANG SANGAT AKUT.

Korupsi yang melanda Indonesia ini memang di-setting oleh para penjajah asing, para kolonialis asing, yang sangat berkepentingan untuk mempertahankan praktik penjajahannya di Indonesia. Negara-negara asing, korporasi asing, lembaga-lembaga donor internasional, para investor dunia, dll. mereka sengaja menciptakan kondusi SERBA KORUP seperti yang kita saksikan selama ini.

Mengapa bisa seperti itu?

Sebab kalau bangsa Indonesia bebas korupsi, aturan main ditaati secara konsisten, aparat negara bekerja secara bersih, korupsi 0 %, tidak ada pelanggaran penggunaan uang negara, prosedur administrasi dipenuhi, dan sebagainya, maka PRAKTIK PENJAJAHAN MODERN DI INDONESIA TIDAK AKAN BISA BERKEMBANG.

Nah, itulah masalah utamanya! Antara PENJAJAHAN dan PEMERINTAHAN BERSIH adalah dua sisi yang sangat berbeda. Keduanya akan saling menghancurkan. Penjajahan akan menghancurkan Pemerintahan Bersih; sebaliknya, Pemerintahan Bersih akan menghapuskan penjajahan.

Kalau Anda pelajari sejarah, kolonial Belanda dulu selalu menghujani sultan-sultan, penguasa-penguasa pribumi dengan sogokan, suap, upeti, dll. untuk mendapatkan pengaruh dan mempertahankan penjajahan. Dimanapun ada negara terjajah (baik secara de facto atau de jure), korupsi pasti berkembang subur disana. Negara-negara boneka dimanapun tak akan bisa hidup bersih, sebab mereka dikendalikan untuk terus korup.

Kini Anda tahu semua masalah intinya. Jadi, pada hakikatnya korupsi di Indonesia itu sengaja diciptakan. Kalau negara-negara Barat membuat lembaga monitoring korupsi (seperti Transparency International), ya semua itu hanya untuk lip service belaka. Biar Barat selalu tampak sangat mendukung clean governement. Sejatinya mereka menggunakan cara-cara korup untuk menjajah bangsa-bangsa lemah seperti kita ini.

Jangan percaya deh dengan seruan “Anti Korupsi”, sebab persoalan intinya bukan disana! Intinya adalah: korupsi itu diciptakan oleh para penjajah untuk melestarikan penjajahan mereka


sumber :http://abisyakir.wordpress.com/2010/11/15/bisakah-indonesia-bebas-korupsi/

0 komentar: