Minggu, 05 Desember 2010

BIAYA BAHAN BAKU

A. UNSUR BIAYA YANG MEMBENTUK HARGA POKOK BAHAN BAKU

YANG DIBELI

Di dalam memperoleh bahan baku, perusahaan tidak hanya

mengeluarkan biaya sejumlah harga beli bahan baku saja, tetapi juga mengeluarkan

biaya-biaya pembelian, pergudangan dan biaya-biaya perolehan lain.

Sistem Pembelian

Transaksi pembelian lokal bahan baku melibatkan bagian-bagian

produksi, gudang, pembelian, penerimaan barang dan akuntansi. Dokumen sumber

dan dokumen pendukung yang dibuat dalam transaksi pembelian lokal bahan baku

adalah surat permintaan pembelian, surat order pembelian, laporan penerimaan

barang dan faktur dari penjual. Sistem pembelian lokal bahan baku terdiri dari

prosedur permintaan pembelian, prosedur order pembelian, prosedur penerimaan

barang, prosedur pencatatan penerimaan barang di gudang dan prosedur pencatatan

utang.

Menurut prinsip akuntansi semua biaya yang terjadi untuk memperoleh bahan baku dan untuk menempatkannya dalam keadaan siap untuk diolah, merupakan unsur harga pokok bahan baku yang dibeli. Harga pokok bahan baku terdiri dari harga beli ( harga yang tercantum dalam faktur pembelian ) ditambah dengan biaya-biaya pembelian dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut dalam keadaan siap untuk diolah. Harga beli dan biaya angkutan merupakan unsur yang mudah diperhitungkan sebagai harga pokok bahan baku, sedangkan biaya-biaya pesan, biaya penerimaan, pembongkaran, pemeriksaan, asuransi, pergudangan dan biaya akuntansi bahan baku, merupakan unsur-unsur biaya yang sulit diperhitungkan kepada harga pokok bahan baku yang dibeli. Perlakuan terhadap biaya angkutan ini dapat dibedakan sebagai berikut :

  • biaya angkutan diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli
  • biaya angkutan tidak diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli, namun diperlakukan sebagai unsur biaya overhead pabrik.

B. PENENTUAN HARGA POKOK BAHAN BAKU YANG DIPAKAI DALAM

PRODUKSI

Dalam persediaan bahan baku yang ada di gudang mempunyai

harga pokok per satuan yang berbeda-beda, meskipun jenisnya sama hal ini dapat

menimbulkan masalah dalam praktik akuntansi, untuk mengatasi masalah ini

diperlukan berbagai macam metode yang diantaranya:

a) metode identifikasi khusus

b) metode masuk pertama keluar pertama

c) metode masuk terakhir keluar pertama

d) metode rata-rata bergerak

e) metode biaya standar

f) metode rata-rata harga pokok bahan baku pada akhir bulan

Metode Pencatatan Biaya Bahan Baku

Ada dua macam metode pencatatan biaya bahan baku yang dipakai

dalam produksi yaitu metode mutasi persediaan dan metode persediaan fisik. Dalam

metode mutasi persediaan, setiap mutasi bahan baku dicatat dalam kartu persediaan.

Dalam metode persediaan fisik, hanya tambahan persediaan bahan baku dari

pembelian saja yang dicatat, sedangkan mutasi berkurangnya bahan baku karena

pemakaian tidak dicatat dalam kartu persediaan. Metode persediaan fisik cocok digunakan dalam penentuan biaya bahan baku dalam perusahaan yang harga pokok produksinya dikumpulkan dengan metode harga pokok proses. Metode mutasi persediaan adalah cocok digunakan dalam perusahaan yang harga pokok produksinya dikumpulkan dengan metode harga pokok pesanan.

C. MASALAH-MASALAH KHUSUS YANG BERHUBUNGAN DENGAN

BAHAN BAKU

Masalah-masalah yang terjadi dalam proses produksi dalam

perusahaan sering terjadi yang diantaranya adalah terjadi sisa bahan, produk cacat

dan produk rusak.

A. SISA BAHAN

Bahan yang mengalami kerusakan di dalam proses pengerjaannya

disebut sisa bahan. Jika di dalam proses produksi terdapat sisa bahan, maka hasil

penjualan sisa bahan tersebut, dapat diperlakukan sebagai berikut:

1.Pengurang biaya bahan baku yang dipakai dalam pesanan yang menghasilkan

sisa bahan tersebut

2.Pengurang terhadap biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi

3.Penghasilan di luar usaha.

B. PRODUK RUSAK

Produk rusak adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu

yang telah ditetapkan, yang secara ekonomis tidak dapat diperbaiki menjadi produk

yang baik. Sedangkan produk rusak merupakan produk yang telah menyerap biaya

bahan, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Perlakuan terhadap produk

rusak adalah tergantung dari sifat dan sebab terjadinya:

1.jika produk rusak terjadi karena sulitnya pengerjaan pesanan tertentu

atau faktor luar biasa yang lain, maka harga pokok produk rusak

dibebankan sebagai tambahan harga pokok produk yang baik dalam

pesanan yang bersangkutan. Jika produk rusak tersebut masih laku

dijual, maka hasil penjualannya diperlakukan sebagai pengurang biaya

produksi pesanan yang menghasilkan produk rusak tersebut.

2.jika produk rusak merupakan hal yang normal terjadi dalam pross

pengolahan produk, maka kerugian yang timbul sebagai akibat

terjadinya produk rusak dibebankan kepada produksi secara

keseluruhan, dengan cara memperhitungkan kerugian tersebut di

dalam tarif biaya overhead pabrik. Oleh karena itu anggaran biaya

overhead pabrik yang akan digunakan untuk menentukan tarif biaya

overhead pabrik dihitung dengan rumus: biaya overhead pabrik yang

dianggarkan dibagi dengan dasar pembebanan.

C. PRODUK CACAT

Produk cacat adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu

yang telah ditentukan, tetapi dengan mengeluarkan biaya pengerjaan kembali untuk

memperbaikinya, produk tersebut secara ekonomis dapat disempurnakan lagi menjadi

produk jadi yang baik.

0 komentar: